Obesitas Pada Anak
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi masih banyak pendapat di masyarakat yang mengira bahwa anak yang gemuk adalah sehat.
Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi masih banyak pendapat di masyarakat yang mengira bahwa anak yang gemuk adalah sehat.
Sehingga banyak ibu
merasa bangga kalau anaknya sangat gemuk, dan disatu pihak ada ibu yang kecewa
kalau melihat anaknya tidak segemuk anak tetangganya. Sebenarnya kekecewaan
tersebut tidak beralasan, asalkan grafik pertumbuhan anak pada KMS sudah menunjukkan
kenaikan yang kontinu setiap bulan sesuai lengkungan grafik pada KMS dan
berada* pada pita warna hijau, maka anak tersebut pasti sehat. Lebih-lebih
kalau anak itu menunjukkan perkembangan mental yang normal, artinya
perkembangan motorik, bahasa, intelektual, emosional dan sosial sesuai dengan
umurnya, maka anak tersebut walaupun tidak terlalu gemuk, tetapi secara fisik,
sosial maupun mental adalah sehat.
Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya. Dan berbagai tulisan mengenai obesitas pada anak, ternyata banyak masalah yang dihadapi anak yang obesitas ini. Lebih-lebih kalau obesitas pada masa anak-anak berlanjut sampai dewasa. Bahkan ada seorang ahli yang mengatakan, bahwa makin panjang ikat pinggang seseorang, maka akan makin pendek umurnya. Dengan perkataan lain, makin gemuk seseorang akan makin banyak penyakitnya, sehingga jarang yang mencapai umur panjang.
Angka kejadian obesitas pada anak dinegara-negara maju torus bertambah. Menurut Weil BW 1991, angka kejadian di Amerika meningkat 40% (dari 15% menjadi 21%). Sedangkan angka kejadian di Indonesia masih belum ada data-datanya. Tetapi dari pengamatan sehari-hari mulai banyak ditemukan kasus obesitas pada anak.
Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya. Dan berbagai tulisan mengenai obesitas pada anak, ternyata banyak masalah yang dihadapi anak yang obesitas ini. Lebih-lebih kalau obesitas pada masa anak-anak berlanjut sampai dewasa. Bahkan ada seorang ahli yang mengatakan, bahwa makin panjang ikat pinggang seseorang, maka akan makin pendek umurnya. Dengan perkataan lain, makin gemuk seseorang akan makin banyak penyakitnya, sehingga jarang yang mencapai umur panjang.
Angka kejadian obesitas pada anak dinegara-negara maju torus bertambah. Menurut Weil BW 1991, angka kejadian di Amerika meningkat 40% (dari 15% menjadi 21%). Sedangkan angka kejadian di Indonesia masih belum ada data-datanya. Tetapi dari pengamatan sehari-hari mulai banyak ditemukan kasus obesitas pada anak.
DEFINISI
Tidak semua orang yang mempunyai berat badan lebih disebut sebagai obesitas. Karena pada atlit yang karena latihan-latihan yang teratur menyebabkan masa otot yang tumbuh dengan baik, akan mempunyai berat badan rata-rata yang lebih dari anak sebayanya, tidak dapat disebut sebagai obesitas. Demikian pula dengan anak yang kerangka tulangnya besar dan otot-ototnya lebih dari biasanya, sehingga berat badan dan tingginya diatas rata-rata anak sebayanya, juga bukan disebut sebagai obesitas.
Tidak semua orang yang mempunyai berat badan lebih disebut sebagai obesitas. Karena pada atlit yang karena latihan-latihan yang teratur menyebabkan masa otot yang tumbuh dengan baik, akan mempunyai berat badan rata-rata yang lebih dari anak sebayanya, tidak dapat disebut sebagai obesitas. Demikian pula dengan anak yang kerangka tulangnya besar dan otot-ototnya lebih dari biasanya, sehingga berat badan dan tingginya diatas rata-rata anak sebayanya, juga bukan disebut sebagai obesitas.
Untuk diagnosis
obesitas harus ditemukan gejala klinis obesitas dan disokong de-ngan
pemeriksaan antropometri yang jauh diatas normal. Pemeriksaaan antropometri
yang sering digunakan adalah berat badan terhadap tinggi badan, berat badan
terhadap umur dan tebalnya lipatan kulit.
KLASIFIKASI
Menurut gejala klinisnya, obesitas dibagi menjadi:
1. Obesitas sederhana (Simple obesity).
Terdapat gejala kegernukan raja tanpa disertai kelainan hormonal/mental/fisik lain-nya, obesitas ini terjadi karena faktor nutrisi.
Menurut gejala klinisnya, obesitas dibagi menjadi:
1. Obesitas sederhana (Simple obesity).
Terdapat gejala kegernukan raja tanpa disertai kelainan hormonal/mental/fisik lain-nya, obesitas ini terjadi karena faktor nutrisi.
2. Bentuk khusus
obesitas.
a. Kelainan endokrin/hormonal.
tersering adalah sindrom Cushing, pada anak yang sensitif terhadap pengo-hatan dengan hormon steroid.
b. Kelainan somatodismorfik.
Sindrom Prader-Willi, sindrom Summit dan Carpenter, sindrom Laurence-Moon-Biedl, dan sindrom Cohen.
Obesitas pada kelainan ini hampir selalu disertai mental retardasi dan kelainan ortopedi.
c. Kelainan hipotalamus.
Kelainan pada hipotalamus yang mempengaruhi nafsu makan dan berakibat terjadinya obesitas, sebagai akibat dari kraniofaringioma, lekemia serebral, trauma kepala, dan lain-lain.
a. Kelainan endokrin/hormonal.
tersering adalah sindrom Cushing, pada anak yang sensitif terhadap pengo-hatan dengan hormon steroid.
b. Kelainan somatodismorfik.
Sindrom Prader-Willi, sindrom Summit dan Carpenter, sindrom Laurence-Moon-Biedl, dan sindrom Cohen.
Obesitas pada kelainan ini hampir selalu disertai mental retardasi dan kelainan ortopedi.
c. Kelainan hipotalamus.
Kelainan pada hipotalamus yang mempengaruhi nafsu makan dan berakibat terjadinya obesitas, sebagai akibat dari kraniofaringioma, lekemia serebral, trauma kepala, dan lain-lain.
PENYEBAB
Hukum fisika dasar mengatakan bahwa:
energi yang dibutuhkan = energi yang digunakan +/- energi yang disimpan.
Penggunaan energi tersebut adalah untuk metabolisme basal, SDA (Spesific Dynamic Action) yaitu peristiwa makan dan mencernakan makanan, pertumbuhan, aktifitas fisik, dan sebagian kecil terbuang melalui feses.
Kalau masukan energi melebihi kebutuhan, misalnya 50 kkal/hari atau kurang dari sepotong roti/hari, maka dalam satu tahun kenaikan berat badan mencapai 5 kg. Kalau kelebihannya 500 kkal/hari atau sekitar satu piring nasi beserta lauknya, maka dalam satu tahun terjadi kenaikan berat sekitar 50 kg. Jadi obesitas dapat terjadi bila terdapat kelebihan energi yang menetap, atau akibat pemakaian energi yang berkurang secara menetap, atau kombinasi keduanya.
Hukum fisika dasar mengatakan bahwa:
energi yang dibutuhkan = energi yang digunakan +/- energi yang disimpan.
Penggunaan energi tersebut adalah untuk metabolisme basal, SDA (Spesific Dynamic Action) yaitu peristiwa makan dan mencernakan makanan, pertumbuhan, aktifitas fisik, dan sebagian kecil terbuang melalui feses.
Kalau masukan energi melebihi kebutuhan, misalnya 50 kkal/hari atau kurang dari sepotong roti/hari, maka dalam satu tahun kenaikan berat badan mencapai 5 kg. Kalau kelebihannya 500 kkal/hari atau sekitar satu piring nasi beserta lauknya, maka dalam satu tahun terjadi kenaikan berat sekitar 50 kg. Jadi obesitas dapat terjadi bila terdapat kelebihan energi yang menetap, atau akibat pemakaian energi yang berkurang secara menetap, atau kombinasi keduanya.
1. Masukan energi
yang melebihi dari kebutuhan tubuh.
a. Pada bayi.
— Bayi yang minum susu bowl yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa setiap kali minum harus habis.
— Kebiasaan untuk memberikan minuman/makanan setiap kali anak menangis.
— Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini.
— Jenis susu yang diherikan osinolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu manis, kalorinya tinggi), sehingga bayi selalu haus/minta minum.
Obesitas pada bayi umur satu tahun pertama, sebagian berhubungan dengan berat badan lahirnya dan cara pemberian makannya. Tetapi sebagian besar obesitas pada usia 6-12 bulan masih sulit diterangkan penyebabnya.
a. Pada bayi.
— Bayi yang minum susu bowl yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa setiap kali minum harus habis.
— Kebiasaan untuk memberikan minuman/makanan setiap kali anak menangis.
— Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini.
— Jenis susu yang diherikan osinolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu manis, kalorinya tinggi), sehingga bayi selalu haus/minta minum.
Obesitas pada bayi umur satu tahun pertama, sebagian berhubungan dengan berat badan lahirnya dan cara pemberian makannya. Tetapi sebagian besar obesitas pada usia 6-12 bulan masih sulit diterangkan penyebabnya.
Faktor-faktor
dibawah ini inempengaruhi terjadinya bayi berat badan lahir yang lebih tinggi
dari hiasanya, yaitu:
— Faktor keturunan
— Ibu yang obesitas
— Pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebihan
— Ibu diahetes/pradiahetes
— Faktor keturunan
— Ibu yang obesitas
— Pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebihan
— Ibu diahetes/pradiahetes
b. Gangguan
emosional.
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana baginya makanan merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang.
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana baginya makanan merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang.
c. Gaya hidup masa
kini.
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan ‘fast food” yang berkalori tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goreng dengan kentang goreng, es krim, angka macam mis, dll.
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan ‘fast food” yang berkalori tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goreng dengan kentang goreng, es krim, angka macam mis, dll.
2. Penggunaan
kalori yang kurang.
Berkurangnya pemakaian energi dapat terjadi pada anak yang kurang aktifitas fisiknya, seharian nonton TV, dll. Lebih-lebih kalau nonton sambil tidak berhenti makan, maka kecenderungan menjadi obesitas akan lebih besar.
Berkurangnya pemakaian energi dapat terjadi pada anak yang kurang aktifitas fisiknya, seharian nonton TV, dll. Lebih-lebih kalau nonton sambil tidak berhenti makan, maka kecenderungan menjadi obesitas akan lebih besar.
3. Hormonal.
Kelenjar pituitari dan fungsi hipotalamus.
Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal. Sehingga terjadi hiperfagia (nafsu makan yang berlebihan) karena gangguan pada pusat kenyang di otak.
Untuk terjadinya obesitas tidak hanya tergantung dari berbagai macam penyebab yang telah disebutkan diatas, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor-faktor predisposisi lainnya, misalnya:
Kelenjar pituitari dan fungsi hipotalamus.
Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal. Sehingga terjadi hiperfagia (nafsu makan yang berlebihan) karena gangguan pada pusat kenyang di otak.
Untuk terjadinya obesitas tidak hanya tergantung dari berbagai macam penyebab yang telah disebutkan diatas, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor-faktor predisposisi lainnya, misalnya:
1. Herediter
(Faktor keturunan).
Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu. Kalau salah satu orang tuanya yang obesitas, maka anaknya mempunyai risiko 40% menjadi obesitas, sedangkan kalau kedua orang tuanya obesitas, maka risiko menjadi 80%.
Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu. Kalau salah satu orang tuanya yang obesitas, maka anaknya mempunyai risiko 40% menjadi obesitas, sedangkan kalau kedua orang tuanya obesitas, maka risiko menjadi 80%.
2. Suku/bangsa.
Pada suku/bangsa tertentu kadang-kadang terlihat banyak anggotanya yang menderita obesitas.
Pada suku/bangsa tertentu kadang-kadang terlihat banyak anggotanya yang menderita obesitas.
3. Pandangan
masyarakat yang salah, yaitu bayi yang sehat = bayi yang gemuk.
4. Anak cacat, anak
aktifitasnya kurang karena problem fisik/cara mengasuh.
5. Umur orang tua
yang sudah lanjut baru punya anak, anak tunggal, anak “mahal”, anak dari orang
tua tunggal, dll.
6. Meningkatnya
keadaan sosial ekonomi seseorang.
Orang tua yang dulunya berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka mereka cenderung memberikan makanan sebanyak-banyaknya pada anak-anaknya. Atau keluarga yang migrasi dari negara berkembang ke negara yang maju/kaya. baca selengkapnya
Orang tua yang dulunya berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka mereka cenderung memberikan makanan sebanyak-banyaknya pada anak-anaknya. Atau keluarga yang migrasi dari negara berkembang ke negara yang maju/kaya.
No comments:
Post a Comment